MERDEKA!!!!
Merdeka!!!
Ya... kembali seruan Merdeka memenuhi wall Fb kita di tahun 2021 ini. Tahun
kedua merayakan kemerdekaan di era pandemi. 2 tahun tiada nampak gegap gempita
berbagai perlombaan tradisional yang biasa diselenggarakan di setiap RT, RW
ataupun desa-desa di seluruh pelosok tanah air. Lomba balap karung, panjat
pinang, makan kerupuk, mencari koin ditumpukan tepung, dan lain sebagainya.
Perayaan di era pandemi semua dilakukan secara daring. Ucapan selamat ulangtahun RI melalui
beranekaragam twibbon dan lomba-lomba dilakukan secara virtual, seperti lomba
membuat film pendek kemerdekaan, lomba baca puisi kemerdekaan, lomba menggambar
dengan tema kemerdekaan, dan lain sebagainya. Lomba-lomba yang hanya dapat
diikuti oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia, masyarakat yang memiliki
gawai dan jaringan serta paket data yang memadai.
Masa pandemi mengingatkan kita betapa pentingnya arti dari sebuah kemerdekaan. Merdeka untuk dapat bersekolah menggunakan seragam, tatap muka bersama guru dan teman-teman. Merdeka untuk dapat berjabat tangan, silaturrahmi, saling mengunjungi tetangga, sanak dan saudara, tanpa dihantui rasa takut. Merdeka untuk dapat bernafas dengan lega tanpa harus bermasker setiap hari. Merdeka untuk dapat berjualan, tanpa takut melayani pelanggan karena waktu yang dibatasi. Merdeka untuk bekerja setiap hari, berjumpa dengan rekan kerja saling bertegur sapa dan melakukan banyak hal bersama. Merdeka untuk dapat beribadah dengan tenang, sesuai syari’at tanpa harus jaga jarak dan disemprot desinfektan sebelum memasuki tempat ibadah. Merdeka bagi anak-anak untuk bermain layangan, main kelereng, main lari-larian kesana kemari bersama teman-teman di lingkungan sekitar. Merdeka untuk dapat mudik, pulang kampung, berkumpul dan melepas rindu dengan keluarga setelah lama di perantauan.
76 Tahun sudah Indonesiaku merdeka. Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk memaknai kemerdekaan yang sebenarnya??. Mari ingat kembali, betapa hebatnya perjuangan para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan. Perjuangan yang dilalui dengan mengangkat senjata, menumpahkan darah, dan banyak hal yang dikorbankan. Perjuangan di zaman sekarang, tidak lagi mengangkat senjata. Kemerdekaan mengajarkan kepada kita untuk rela melakukan apapun, bersungguh-sungguh, pantang menyerah untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Pandemi mengajarkan kita banyak hal. Beradaptasi dengan segala ketidaknyamanan. Berdamai dengan sebuah keporakporandaan sistem kehidupan. Beragam hal baru diajarkan dan dibiasakan. Mengasingkan yang biasa, dan membiasakan yang asing. Belajar tatap muka, diganti daring. Berjualan dipinggirjalan diganti dengan transaksi jual beli online. Silaturrahmi dilakukan dengan videocall dan dengan cara lain yang pastinya tidak secara langsung.
Selalu ada hikmah dibalik beragam peristiwa bukan?? Maka disaat diri mulai berdamai dengan kondisi yang tidak nyaman, Allah siapkan beragam hal diluar nalar. Guru-guru belajar beragam media dari pelatihan-pelatihan online, sehingga kompetensi mengajar meningkat drastis di masa pandemi. Sumber-sumber ilmu tidak hanya dari buku, akan tetapi beragam sumber dari internet sudah terbiasa dijadikan referensi tambahan. Para pedagang memutar otak mencari strategi pemasaran, sehingga banyak pedagang-pedagang online shop yang lahir di masa pandemi. Penjual masker, desinfektan, dan beragam alat protokol kesehatan menjadi ladang basah berikutnya di era ini. Waktu berkumpul bersama keluarga lebih banyak, karena kehadiran yang tidak diwajibkan 100 persen di dunia perkantoran, WFH (Work Form Home) menjadi kebijakan baru yang lahir di era pandemi.
Cerita pahit di era pandemi memang masih sangat banyak. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Indonesia belum merdeka seutuhnya. Hutang ratusan triliun, pengangguran dimana-mana, kriminalitas masih merajalela, korupsi, kolusi dan nepotisme yang masih saja ada. Yah... sepeti itulah kehidupan.. tidak ada yang sempurna. Maka silahkan mau pilih yang mana?? Meratapi kepahitan dan menyalahkan beragam kondisi ketidaknyamanan??atau berusaha menjadi diri yang MERDEKA dengan menanamkan mindset positif dalam menjalani hari-hari kemerdekaan dengan nilai-nilai perjuangan. MERDEKA!!!!
Masa pandemi mengingatkan kita betapa pentingnya arti dari sebuah kemerdekaan. Merdeka untuk dapat bersekolah menggunakan seragam, tatap muka bersama guru dan teman-teman. Merdeka untuk dapat berjabat tangan, silaturrahmi, saling mengunjungi tetangga, sanak dan saudara, tanpa dihantui rasa takut. Merdeka untuk dapat bernafas dengan lega tanpa harus bermasker setiap hari. Merdeka untuk dapat berjualan, tanpa takut melayani pelanggan karena waktu yang dibatasi. Merdeka untuk bekerja setiap hari, berjumpa dengan rekan kerja saling bertegur sapa dan melakukan banyak hal bersama. Merdeka untuk dapat beribadah dengan tenang, sesuai syari’at tanpa harus jaga jarak dan disemprot desinfektan sebelum memasuki tempat ibadah. Merdeka bagi anak-anak untuk bermain layangan, main kelereng, main lari-larian kesana kemari bersama teman-teman di lingkungan sekitar. Merdeka untuk dapat mudik, pulang kampung, berkumpul dan melepas rindu dengan keluarga setelah lama di perantauan.
76 Tahun sudah Indonesiaku merdeka. Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk memaknai kemerdekaan yang sebenarnya??. Mari ingat kembali, betapa hebatnya perjuangan para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan. Perjuangan yang dilalui dengan mengangkat senjata, menumpahkan darah, dan banyak hal yang dikorbankan. Perjuangan di zaman sekarang, tidak lagi mengangkat senjata. Kemerdekaan mengajarkan kepada kita untuk rela melakukan apapun, bersungguh-sungguh, pantang menyerah untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Pandemi mengajarkan kita banyak hal. Beradaptasi dengan segala ketidaknyamanan. Berdamai dengan sebuah keporakporandaan sistem kehidupan. Beragam hal baru diajarkan dan dibiasakan. Mengasingkan yang biasa, dan membiasakan yang asing. Belajar tatap muka, diganti daring. Berjualan dipinggirjalan diganti dengan transaksi jual beli online. Silaturrahmi dilakukan dengan videocall dan dengan cara lain yang pastinya tidak secara langsung.
Selalu ada hikmah dibalik beragam peristiwa bukan?? Maka disaat diri mulai berdamai dengan kondisi yang tidak nyaman, Allah siapkan beragam hal diluar nalar. Guru-guru belajar beragam media dari pelatihan-pelatihan online, sehingga kompetensi mengajar meningkat drastis di masa pandemi. Sumber-sumber ilmu tidak hanya dari buku, akan tetapi beragam sumber dari internet sudah terbiasa dijadikan referensi tambahan. Para pedagang memutar otak mencari strategi pemasaran, sehingga banyak pedagang-pedagang online shop yang lahir di masa pandemi. Penjual masker, desinfektan, dan beragam alat protokol kesehatan menjadi ladang basah berikutnya di era ini. Waktu berkumpul bersama keluarga lebih banyak, karena kehadiran yang tidak diwajibkan 100 persen di dunia perkantoran, WFH (Work Form Home) menjadi kebijakan baru yang lahir di era pandemi.
Cerita pahit di era pandemi memang masih sangat banyak. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Indonesia belum merdeka seutuhnya. Hutang ratusan triliun, pengangguran dimana-mana, kriminalitas masih merajalela, korupsi, kolusi dan nepotisme yang masih saja ada. Yah... sepeti itulah kehidupan.. tidak ada yang sempurna. Maka silahkan mau pilih yang mana?? Meratapi kepahitan dan menyalahkan beragam kondisi ketidaknyamanan??atau berusaha menjadi diri yang MERDEKA dengan menanamkan mindset positif dalam menjalani hari-hari kemerdekaan dengan nilai-nilai perjuangan. MERDEKA!!!!
Komentar
Posting Komentar